Minggu, 31 Mei 2015

Selalu Riang di Wajah Mereka

Di Condet, saya pernah punya tetangga rumah kecil 2 lantai. Di lantai bawah luasnya sekitar 30 meter persegi terdiri dari 3 petak yaitu 1 petak berlantai semen dengan tv 14 inch tanpa sofa atau karpet, 1 petak untuk kamar tidur anak perempuan dan anak-anak dengan sekat dinding triplek, 1 petak kecil untuk kamar mandi sekaligus cuci.
.
Bapaknya cuma supir angkot cadangan, ibunya tukang cuci di rumah-rumah orang. Mereka punya 6 anak, 4 laki-laki dan 2 perempuan yang sudah menikah dan tinggal bersama. Anak laki-laki yang paling besar dengan adiknya yang perempuan mengamen setiap hari keliling kampung dengan gerobak dan sekali waktu terima panggilan acara hajatan, satu anaknya yang laki-laki pengumpul barang rongsokan untuk dijual ke lapak pemulung, satu anak perempuan lagi tinggal di rumah mengasuh bayi dan bertugas memasak untuk semua anggota keluarga. Menantunya ada yang bekerja sebagai office boy, petugas cleaning service, SPG dan berjualan jus di depan rumah.
.
Wajah riang selalu terlihat di wajah mereka. Setiap kali tetangga lewat, mereka selalu tersenyum ramah baik bapaknya, ibunya sampai anak-anaknya. Tidak ada sedikitpun rasa malu menjadi pengumpul barang rongsokan atau menjadi pengamen.
.
Saat malam hari, mereka tidur berjejalan di depan tivi, tidur hanya beralas tikar butut. Saat makan, mereka makan bersama-sama seluruh keluarga meski dengan lauk seadanya. Jangan pikir mereka hanya memikirkan duniawi hanya karena keterbatasan kesempatan, karena saat adzan berkumandang mereka meninggalkan semua aktifitas dan pergi ke musholla.
.
Wajah riang selalu terlihat di wajah mereka. Setiap kali tetangga lewat, mereka selalu tersenyum ramah baik bapaknya, ibunya sampai anak-anaknya. Tidak ada sedikitpun rasa malu menjadi pengumpul barang rongsokan atau menjadi pengamen.
.
Mungkin bukan rumah besar nan indah tidak akan membuatmu merasa nyaman jika penghuninya mudah marah, dengki dan keluh kesah. Bisa jadi hanya rumah kecil dengan ruang sempit dan tinggal berjejalan, tapi penghuninya memiliki rasa saling menyayangi dan menikmati keindahan berbagi.
.
barangkali (
Diar Seonubi)